RSS

Sistem kadang berjalan apa adanya, kita tak pernah terpikir untuk mengubahnya. Sistem adalah sesuatu yang membantu, pembantu yang berkuasa. Dunia adalah sistem itu. Sejenak berpikir kritis, dunia yang kelam perlahan beranjak estetis.

Ketika Pilihanku Ternyata Mengecewakanku

            Sudah sejak lama aku memegang dengan teguh kalimat ini, “Kalau kau rapuh, kalau hatimu terluka dan bersedih, kalau kau merasa tak bisa apa-apa sehingga tak ada suara yang bisa diucap atau langkah yang bisa diayun, maka tuliskanlah!”. Sudah sejak lama, aku pun lupa dari mana mendapatkannya. Sudah sejak lama, bahkan aku lupa hingga seorang teman mengingatkanku. “Tuliskan”, sebuah kata yang sejenak membuat hati dan otakku terpaku. Aku harus kembali menulis, meski hati merasa kecewa.
           Ketika pilihanmu ternyata mengecewakanmu, apa yang akan kau lakukan? Beberapa orang akan melakukan hal yang bisa menghiburnya, seperti menyanyi atau nonton film. Beberapa yang lain akan mencoba untuk menerima dan tak akan menyesali apa yang terjadi, berharap bisa menjadi pelajaran. Sedangkan tak sedikit yang akan segera beralih ke rencana lain, masih banyak pilihan yang bisa dipilih. Namun, apakah pilihan yang lain tidak akan mengecewakanmu?
             Pada pandangan pertama ketika aku menjatuhkan pilihan padanya, aku rasakan kecewa itu. Dia ternyata tak ubahnya seperti yang lain, dia tak istimewa. Namun apa daya pilihan yang lain pun tak lebih istimewa. Seperti melihat barang dagangan yang sangat kau dambakan di etalase. Perlahan kau melihatnya dari dekat dan sadar adanya goresan di sana yang mengurangi keelokannya. Namun apa daya hati ini telah sedikit terpaksa tertambat, meski rasa kecewa itu ingin meluap.
           Ingin marah, ingin semua tahu rasa kecewaku, ingin dunia melihatku meski sejenak. Mungkinkah? Aku rasa itu mustahil. Sekitarku, bahkan dunia, mereka lebih mementingkan apa kata kelompok daripada apa yang tertulis. Mereka melihat, mereka mendengar, bahkan mereka sebenarnya paham. Namun yang aku rasa, saat mereka sadar, mereka akan kalah dengan telak. Bahkan mereka yang menuliskan itu di dalam lembaran kertas akan mengakui kekalahannya.
                Aku tak ingin sombong, aku hanya kecil, aku bukan Tuhan. Namun di sini aku coba meneruskan perjuangan tangan kanan Tuhan untuk meluruskan mana yang benar. Itu tertulis, seandainya mereka paham. Kalimat-kalimat dari Tuhan yang tertulis, banyak tafsir yang menjelaskan dengan jelas. Kalimat-kalimat yang mereka buat sendiri, mengapa justru mereka tak paham? Mereka tak mampu menafsirkan kalimat mereka sendiri?
                Ketika pilihanmu ternyata mengecewakanmu, apa yang akan kau lakukan? Aku akan lebih memilih menuliskannya. Beberapa lingkaran kecil adalah penguatku di kala rapuh. Mereka ada dan sependapat denganku. Aku dan mereka, lingkaran kecil di sana, lebih suka menuliskan apa yang dirasa. Apa yang tertulis akan abadi, apa yang tertulis akan dikenang, meski hati merasa kecewa.
                Baiklah, semua telah terjadi dan berlalu. Mungkin kini aku kecewa, tapi esok atau tahun depan aku harap senyumku bisa menunjukkan bahwa sekitar, bahkan mungkin dunia, lebih paham apa yang mereka tulis dan lakukan. Aku tetap ada untuk mereka, aku tak ingin menjauh. Aku ada karena mereka, begitu juga tulisanku ini ada karena mereka. Ketika pilihanku ternyata mengecewakanku, apa yang akan aku lakukan? Aku akan menuliskannya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

4 comments:

Unknown said...

santai Pep, kecewa itu manusiawi. yg penting kecewa itu harus dikelola dgn baik. jangan kalah sama rasa kecewa itu sendiri :)

Unknown said...

Siap pak bos (^_^)7 ~ Semua masih bisa dikelola, meski hanya lewat tulisan :)

Anonymous said...

jgn menyandarkan harapan pd makhluk, krn hampir bisa dipastikan kecewa yg akan diterima yg mgkn akan melukai anda. Akan tetapi bersandarlah selalu hanya pada Alloh Yang Maha Kuasa atas makhluknya, krn sejatinya Dia sgt mencintai hamba-Nya.

Dan mgkn perlu diingat bahwasannya apa2 yg baik menurut kita, blm tentu baok menurut Alloh, dan bahwasannya Alloh akan memberikan apa2 yg kita butuhkan,
percayalah Alloh akan mengganti dg yg jauh lebih baik,
mgkn kita hanya harus bersabar utk menyingkap hikmah dibalik semua peristiwa yg telah Dia gariskan..
Juga bahwasannya Dia lah sebaik-baik sutradara,
SEMANGAT BRO!!

Unknown said...

Nuwun :) Allah pasti punya rencana di balik semuanya, karena Allah adalah scriptwriter dan director terbaik. Kita tinggal memainkannya :) Action!

Post a Comment