RSS

Sistem kadang berjalan apa adanya, kita tak pernah terpikir untuk mengubahnya. Sistem adalah sesuatu yang membantu, pembantu yang berkuasa. Dunia adalah sistem itu. Sejenak berpikir kritis, dunia yang kelam perlahan beranjak estetis.

Mata Elang

© wiseislam.blogspot.com
Aku masih ingat ketika kau menjabat tanganku untuk kali pertama. Kau jabat tanganku dengan erat, lalu kau sebutkan namamu. Kubalas jabatan itu dan kusebutkan pula namaku. Lalu kita tersenyum, menggambarkan betapa indahnya perkenalan itu. Yang kurasa saat itu adalah kau yang begitu yakin dalam setiap sikapmu, kau yang tegas, dan kau yang begitu ramah. Matamu yang tajam mengisyaratkan betapa kau sangat disegani teman-temanmu. Mata elangmu itu yang buatku terkesima. Mata elangmu itu yang buatku yakin akan setiap keputusanmu.

Hari-hari yang pernah kita lalui bersama. Hari-hari saat kita tak sepaham. Semua itu adalah kenangan kita yang sangat berharga. Novel-novel tebal karya J.K. Rowling pun tak sanggup mengalahkan tebalnya buku untuk menulis jutaan kenangan kita. Masih kuingat ketika kau memberiku hadiah topi warna biru itu. Kau bilang agar rambutku tak mudah berketombe lagi. Tapi nyatanya tetap saja itu tak berpengaruh. Dengan tersenyum, kau berkata kepadaku bahwa ketombe adalah karunia dari Tuhan untukku. Hanya dengan senyummu pun hatiku merasa tenang. Ditambah dengan pancaran sinar aneh dari mata elangmu itu.

Yang paling kukagumi darimu adalah otakmu. Kadang kuberpikir, apakah volume otak kita sama? Karena sepertinya, berbagai macam pengetahuan bisa kudapatkan darimu. Mulai dari hal sederhana seperti pelajaran, hingga hal kompleks seputar masalah kehidupan. Kau yang selalu buatku tersenyum di kala sedih. Kau yang bisa mengisi kembali semangatku setelah jatuh terpuruk. Kau yang selalu marah ketika kutampakkan wajah putus asa. Kau yang bisa tampak tegar, padahal di dalam hatimu kutahu kau begitu berduka. Mungkin itu pula yang membuatku jadi orang terakhir yang melepas kepergianmu.

Di tempat ini sekarang kita berada. Kududuk dan kau terbaring tepat di depanku. Rangkaian bunga menghiasi tempat peristirahatanmu kini. Kutaburkan bunga mawar ini, semata agar kau selalu merasa wangi, terselimuti wangi kasih sayang. Kini ku hanya dapat mengenang mata elang itu. Mata yang dapat buatku tertunduk karena segan.

Maafkan aku yang selalu buatmu susah dengan tingkahku. Entah seperti apa diriku, jika kau tak ada di dekatku selama ini. Terima kasih atas waktu yang kau berikan untukku. Doaku selalu iringimu di alam sana. Istirahatlah dengan tenang. Kelak kita akan berjumpa di alam yang lain. Dengan yakin, kuikrarkan di dalam hati bahwa kau adalah sahabat yang sebenarnya.

Sahabat sejati selalu ada di saat suka maupun duka. Sahabat seperti itu yang sulit untuk dicari.  Genggam tangannya. Jagalah selagi dia masih ada di samping kita.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 comments:

qori ratna said...

ko critanya sedih2 mulu si??

Unknown said...

edisi sedih.........
nanti edisi bahagia mgkn jg ada......

Post a Comment